MAKALAH
PENCEMARAN AIR
DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH:
ILMU LINGKUNGAN
DOSEN PEMBIMBING:
Ir. ISHAK. M.T
DI SUSUN OLEH:
IKHSAN FAHRI
NIM: 150150029
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pencemaran
Air”. Tak lupa shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita nabi
besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut – pengikutnya
sampai akhir zaman.
Penyusun
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dimasa
mendatang.
Semoga Allah SWT
memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan dan semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Lhokseumawe, 20 Mei 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...............................................................................
i
DAFTAR
ISI............................................................................................
ii
BAB
I.......................................................................................................
1
PENDAHULUAN...................................................................................
1
a.
Indentifikasi
Masalah........................................................................
2
b.
Rumusan Masalah.............................................................................
2
c.
Tujuan
Penulisan..............................................................................
2
BAB II
...................................................................................................
3
PEMBAHASAN....................................................................................
3
a.
Pengertian Pencemaran Air.............................................................
3
b.
Penyebab dan Akibat dari Pencemaran Air......................................4
c.
Usaha Mengatasi Pencemaran Air bagi
Kehidupan Manusia......... 7
d.
Pengolahan Air
Buangan untuk Mengatasi Pencemaran..................8
BAB III..................................................................................................
10
PENUTUP...............................................................................................10
a.
Kesimpulan ......................................................................................10
b.
Saran.................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan sumber
kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup yang lain juga sangat
membutuhkan air. kekurangan air pada tubuh manusi bisa menyebabkan dehidrasi
karena ketahanan tubuh manusia sangat bergantung pada berbagai fungsi air
sedangkan tubuh manusia belum mengembangkan suatu sistem penyimpanan air
sebagai sistem penyimpanan lemak. Air merupakan salah satu
komponen yang dibutuhkan kehidupan manusia. Menurut Kodoatie (2008) “air
merupakan sumber kehidupan Semua makhluk membutuhkan air, untuk kepentingannya.
Ketersediaan air dari
segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan”. Air di Indonesia sangat
melimpah, hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Akan tetapi, hal
ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya,
masyarakat kebanyakan menyalah gunakan kelebihan ini dengan mencemarinya.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan ditempat penampungan air antara
lain seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat memerlukan air bersih untuk minum,
memasak, mencuci, dan keperluan lainnya.
Air tersebut juga
mempunyai standar 3B (tidak berwarna, berbau, dan beracun). dalam kehidupan
sekarang, adakalanya masyarakat melihat air yang berwarna keruh dan berbau
serta bercampur dengan benda-benda sampah antara lain
seperti kaleng, plastik, dan sampah organik. Sumber-sumber yang
mengakibatkan air tersebut tercemar berasal dari mana-mana. Contohnya limbah-limbah
industri yang dibuang dan dialirkan ke sungai. Semua akhirnya bermura di sungai
dan pencemaran air ini dapat merugikan manusia apabila mengkonsumsi air ini.
B. Identifikasi Masalah
·
Banyak
Masyarakat yang tidak mengerti atau kurang tahu tentang Pencemaran air
·
Banyak
Masyarakat yang tahu penyebab dan akibat pencemaran air
·
Banyak
Masyarakat yang tidak tahu cara mengatasi pencemaran air
·
Banyak
Masyarakat yang tidak tahu cara pengolahan air buangan
C. Rumusan Masalah
·
Apa
yang dimaksud dengn pencemaran air?
·
Apa
saja penyebab dan akibat pencemaran air?
·
Apa
saja usaha mengatasi pencemaran air bagi kehidupan manusia?
·
Bagaimanakah
cara pengolahan air buangan untuk mengatasi pencemaran?
D. Tujuan Penulisan
·
Menyelesaikan
tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA 2
·
Mengetahui
pengertian pencemaran air
·
Mengetahui
penyebab dan akibat pencemaran air
·
Mengetahui
usaha mengatasi pencemaran air bagi kehidupan manusia
·
Mengetahiu
proses pengolahan air buangan untuk mengatasi pencemaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran Air
Istilah
pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang
dengan orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi
istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran
air juga didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari
pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang.
Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah
ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-komponen
lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air
tanah dan pencemaran udara. Dengan demikian, definisi pencemaran air
mengacu pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU tentang
lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.
Dalam
PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air
didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan
manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2).
Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi
3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek
akibat (Setiawan, 2001).
Berdasarkan
definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya
mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan
kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur
pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat
rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang
disebabkan oleh alam, atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam
tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi
pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan
kualitas air sampai ke tingkat tertentu.
Pengertian
tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang
menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai
batas) dan tingkat cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati
batas). Ada standar baku mutu tertentu untuk peruntukan air.
Sebagai
contoh adalah pada UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 terkandung makna bahwa
air minum yang dikonsumsi masyarakat, harus memenuhi persyaratan kualitas
maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas tettuang dalam Peraturan Mentri
Kesehatan No. 146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.
Sedangkan parameter kualitas air minum/air bersih yang terdiri dari parameter
kimiawi, fisik, radioaktif dan mikrobiologi, ditetapkan
dalam PERMENKES 416/1990 (Achmadi, 2001).
B. Penyebab dan Akibat dari Pencemaran Air
Air merupakan
kebutuhan vital bagi seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Untuk dapat
dikonsumsi air harus memenuhi syarat fisik, kimia maupun biologis. Secara fisik
air layak dikonsumsi jika tidak berbau, berasa, maupun tidak berwarna. Di
samping itu air tidak boleh mengandung racun maupun zatzat kimia berbahaya
(syarat kimia), dan tidak mengandung bakteri, protozoa ataupun kumankuman
penyakit. Oleh karena itu kebersihan dan terbebasnya air dari polutan menjadi
hal yang sangat penting.
Pencemaran
air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan
hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat
hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat
(dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di
luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan
oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air,
menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka
menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas
bakteri menurun.
1.
Penyebab
Pencemaran
air dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
· Pembuangan limbah
industri ke perairan (sungai, danau, laut).
· Pembuangan limbah
rumah tangga (domestik) ke sungai, seperti air cucian, air kamar mandi.
· Penggunaan pupuk dan
pestisida yang berlebihan.
· Terjadinya erosi yang
membawa partikel-partikel tanah ke perairan.
· Penggunaan racun dan
bahan peledak dalam menangkap ikan.
· Pembuangan limbah rumah
sakit, limbah peternakan ke sungai.
· Tumpahan minyak karena
kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas pantai.
2.
Akibat
Akibat
yang akan ditimbulkan dari pencemaran air adalah sebagai berikut:
· Dapat menyebabkan
banjir
Banjir
adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air.Peristiwa banjir timbul jika air
menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh
air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang
tinggi.
Kekuatan
banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa
lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal
yang rutin.Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan
fenomenakejadian alam “biasa” yang sering terjadi dan dihadapi hampir di
seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.Banjir sudah temasuk dalam
urutan bencana besar, karena meminta korban besar.
· Erosi
Erosi
adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel
lainnya) akibat transportasi angin,air atau es, karakteristik hujan, creep pada
tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup
semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak
sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran
mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang
akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain
dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi).
Penurunan
kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan
limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu
butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap
di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan
mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan mempengaruhi kelancaran jalur
pelayaran.
Erosi
dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk
ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah
melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah,
semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara
serentak.
· Jalan RE Martadinata
Amblas karena Erosi Bawah Tanah
Amblasnya
Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara dikarenakan erosi di lapisan tanah di bawah
jalan tersebut. “Penyebabnya ada gerusan dari air yg ada di bawah (jalan
tersebut) dan di sekitarnya juga ada tanah yang dikeruk. Jadi kombinasi air
menggerogoti bagian bawah jalan,” kata Hermanto yang dihubungi di Jakarta,
Kamis (16/9). Dia mengakui selama ini perbaikan hanya dilakukan di
lapisan atas Jalan RE Martadinata, tanpa memperhatikan kondisi tanah di bawah
jalan tersebut. ”Selama ini penanganannya hanya pelapisan atas, dan Jalan RE
Martadinata baru saja dilakukan pelapisan atas.
Konstruksi
bawahnya itu beton tapi daya dukungnya berkurang karena air yg menggerogoti,”
katanya. Jalan utama di Jakarta Utara tersebut amblas karena
berbagai faktor antara lain usia jalan yang sudah lebih dari 10 tahun, curah
hujan yang tinggi dan jalan tersebut yang sering tergenang air. ”Kombinasi air
yang menggerogoti bagian bahwa jalan sehingga jalan itu turun ke bawah ke arah
Sungai Ancol,” katanya. Untuk saat ini, Kementerian PU segera
memasang tiang pancang untuk memperkuat ruas jalan yang amblas
tersebut. “Untuk saat ini, karena dua dari empat jalur yang ambrol,
maka kita sekarang memasang sheet pile atau tiang pancang untuk memperkuat dan
mengoptimalkan dua jalur sisa. Itu kita pasang sekarang karena alat-alatnya
sudah ada,” katanya. Hermanto menambahkan pemasangan tiang pancang
tersebut bersifat sementara karena pembangunan kembali ruas jalan yang amblas
tersebut akan dilakukan tahun depan.
Ruas
Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara, sepanjang 100 meter dan
lebar enam meter, amblas ke dalam muara, Kamis. Peninggian jalan yang baru
selesai H-7 lebaran tersebut, sekitar pukul 03.00 WIB ambruk ke dalam muara
yang berada tepat di depan navigasi KPLP (Kesatuan Penjagaan Laut
dan Pantai).
· Menimbulkan Bebagai
Penyakit
Limbah
dari sisa detergen dan pestisida (misalnya DDT) dapat merangsang pertumbuhan
kanker (bersifat karsinogen), menyebabkan gangguan ginjal, dan gangguan
kelahiran. DDT (Dikloro Difenil Trikloretana) bersifat nonbiodegradabel (tidak
dapat terurai secara alamiah), karena itu jika dipergunakan dalam pemberantasan
hama DDT akan mengalami perpindahan melalui rantai makanan, akhirnya tertimbun
dalam tubuh konsumen terakhir. Makin tinggi tingkat trofi makin pekat kadar zat
pencemarnya. Hal ini disebut biomagnifiation (pemekatan hayati).
Senyawa
nitrat dan pospat yang terkandung dalam pupuk apabila terbawa air dan terkumpul
di suatu perairan (misalnya danau, waduk) dapat menimbulkan eutrofikasi, yaitu
terkonsentrasinya mineral di suatu perairan. Hal ini akan merangsang
pertumbuhan dengan cepat alga dan tumbuhan air seperti enceng gondok dan
sejenisnya sehingga menimbulkan blooming. Jika permukaan air tertutup oleh
tumbuhan air, maka difusi oksigen dan penetrasi cahaya matahari ke dalam air
menjadi terhalang. Sementara tumbuhan air terus-menerus mengambil air dan
menguapkannya ke udara, sehingga mempercepat habisnya cadangan air di tempat
tersebut. Alga menjadi kekurangan cahaya, sehingga laju fotosintesis terganggu.
Makin
sedikit kadar oksigen terlarut menyebabkan kematian organisme air. Pembusukan
oleh organisme pengurai juga makin menipiskan kadar oksigen terlarut. Pengaruh
negatif dari eutrofikasi adalah terjadinya perubahan keseimbangan kehidupan
antara tanaman air dengan hewan air, sehingga beberapa spesies ikan mati.
Menurut laporan hasil penelitian, kandungan nitrat yang tinggi dalam air minum
dapat menyebabkan gangguan sistem peredaran darah pada bayi berumur di bawah 3
bulan. Penyakit ini disebut blue baby syndrome (gejala bayi biru), ditandai
dengan warna kebiruan pada daerah sekitar bibir dan pada beberapa bagian
tubuh.
C. Usaha Mengatasi Pencemaran Air bagi
Kehidupan Manusia
Upaya
Menanggulangi Pencemaran Air. Pada dasarnya ada lima cara yang dapat dilakukan
dalam rangka pencegahan pencemaran air, yaitu:
1. Sadar akan
kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber
mata air agar tidak tercemar.
2. Tidak membuang sampah ke sungai.
3. Mengurangi intensitas limbah rumah
tangga.
4. Melakukan
penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air
sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
5. Pembuatan sanitasi
yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.
Cara
penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan penanaman pohon. Pohon
selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam jumlah banyak.
Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara massal.
Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal.
Bahkan,
daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata. Pohon sesungguhnya
bisa menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin banyak pula
sumber-sumber air potensial di bawahnya. Dalam menyikapi permasalahan
pencemaran air ini, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi
Jawa Barat, menetapkan beberapa cara penanggulangan pencemaran air yang bisa diterapkan
oleh kita.
Beberapa cara penanggulangan pencemaran
air tersebut di antaranya sebagai berikut.
1.
Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan
· Mengurangi beban
pencemaran badan air oleh industri dan domestik.
· Mengurangi beban emisi
dari kendaraan bermotor dan industri.
· Mengawasi pemanfaatan
B3 dan pembuangan limbah B3.
· Mengembangkan produksi
yang lebih bersih (cleaner production) dan EPCM (Environmental Pollution
Control Manager).
2.
Program Rehabilitasi dan Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup
· Mengoptimalkan
pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
· Menanggulangi
kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.
· Meningkatkan
konservasi air bawah tanah.
· Rehabilitasi dan
konservasi keanekaragaman hayati.
3.
Tindakan yang Perlu Dilakukan oleh Masyarakat
· Tidak membuang sampah
atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
· Tidak menggunakan
sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan sepeda motor
· Tidak menggunakan
sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai tempat kakus
· Tidak minum air dari
sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu.
D. Pengolahan Air Buangan untuk
Mengatasi Pencemaran
1. Pembuatan Kolam Pengolah Limbah Cair
Saat
ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic tank di
daerah/lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap sepuluh
rumah disediakan satu WC umum. Upaya demikian sangat bersahabat dengan
lingkungan, murah dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air sumur / air
tanah.
Selain
itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air buangan (air
cucian, air kamarmandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah tersebut
tidak langsung dialirkan ke selokan atau sungai. Untuk limbah industri
dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalambeberapa kolam
kemudiandibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan), kimiawi (diberi zat
kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air
lainnya). Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dari
polutan yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan
diteliti.
Dengan
demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai dll.) hanyalah air
yang tidak tercemar. bebrapa contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan
adalah sebagai berikut:
· Proses penanganan
primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan-bahan padatan yang mengendap
atau mengapung.
· Proses penanganan
sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan secara biologis
· Proses pengendapan
tersier, yaitu menghilangkan komponen-komponen fosfor dan padatan
tersuspensi,terlarut atau berwarna dan bau.
· Untuk itu bisa
menggunakan beberapa metode bergantung pada komponen yang ingin dihilangkan.
o Pengendapan, yaitu
cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida untuk mengendapkan fosfor.
o Adsorbsi, yaitu
menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau bau.
o Elektrodialisis, yaitu
menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan menggunakan tenaga listrik
o Osmosis, yaitu
mengurangi kandungan garam-garam organik maupun mineral dari air
o Klorinasi, yaitu
menghilangkan organisme penyebab penyakit.
Tahapan
proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas, tetapi
bergantung padajenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak
tercemar yang siap dialirkan ke badan air danlumpur yang siap dikelola lebih
lanjut. Berdasarkan penelitian, tanaman air seperti enceng gondok dapat
dimanfaatkan untuk menyerap bahan pencemar di dalam air.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Air
sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan kondisi
lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan
keselamatan manusia serta kehidupan makhluk hidup lainnya. Penurunan kualitas
air akan menurunkan dayaguna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya
tampung dari sumber daya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumber
daya alam (natural resources depletion).
Air
sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting maka harus dipergunakan
untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Hal ini berarti bahwa penggunaan
air untuk berbagai manfaat dan kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan
memperhitungkan kepentingan generasi masa kini dan masa depan. Untuk itu air
perlu dikelola agar tersedia dalam jumlah yang aman, baik kuantitas maupun
kualitasnya, dan bermanfaat bagi kehidupan dan perikehidupan manusia serta
makhluk hidup lainnya agar tetap berfungsi secara ekologis, guna menunjang
pembangunan yang berkelanjutan.
B. Saran
Air
adalah salah satu bentuk materi dari sumber daya alam yang sangat bermanfaat
bagi kehidupan semua makhluk yang ada di bumi ini. Manusia dalam menjalankan
segala aktivitasnya juga membutuhkan air. Air yang dapat digunakan dalam
kehidupan manusia adalah air yang kualitasnya baik, bersih dan sehat. Oleh
karena itu kita harus berhati-hati dan sungguh-sungguh dalam melestarikan dan
mengelola sumber daya alam yaitu salah satunya dalam mengelola air.
Sikap
yang harus kita tanamkan dalam diri kita adalah sikap cinta lingkungan. Sikap
tersebut harus di tanamkan dalam diri sejak dini. Sehingga kita sebagai calon
seorang guru wajib memberikan pengetahuan tentang lingkungan hidup pada anak
didik kita agar mereka mengerti tentang pentingnya menjaga kelestarian alam
yang kita tempati ini.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://uphilunyue.blogspot.com/2013/03/penanggulangan-pencemaran-air.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar